;

KIMIA ALUMINIUM DAN BIOTOKSISITAS
Oleh
Muhammad Faiz Barchia

Kimia Aluminium

Kandungan Aluminium di dalam kerak bumi sekitar 7.1 persen (Lindsay, 1979). Al ditemukan dalam larutan tanah, teradsorpsi, dan fase padatan mineral tanah yang sangat dominan pengaruhnya pada tanah tropika. Pada kebanyakan tanah, Al tersusun dalam lapisan kristal mineral aluminium silikat. Mineral tanah yang banyak mengandung Al seperti feldspars dan mika yang melapuk dan melepaskan Al dan kemudian akan terpresipitasi sebagai mineral aluminium silikat, dan pelapukan selanjutnya Al akan terlepas membentuk oksida Al dan hikdrosida Al (Wright, 1989). Fase padatan yang dapat mengontrol aktivitas Al3+ pada larutan tanah tropika adalah gibsit, kaolinit, beidelit, dan hidroksi Al yang terdapat pada lapisan kristal vermikulit (Sposito, 1989).
Menurut Prinsip Le Chatelier, kelarutan Al pada wilayah yang bercurah hujan rendah (<>1.200 mm) aktivitas Al banyak ditentukan oleh gibsit (Conyers, 1990). Pada tanah tropika mempunyai tapak pertukaran yang didominasi ion Al dibanding ion H. Liat yang tapak pertukarannya dijenuhi ion H biasanya tidak stabil, dan beberapa saat sebagian dari mineral liat mengalami pelapukan, Al yang dilepaskan dari lapisan kristal akan menempati tapak pertukaran dari ion H dapat dipertukarkan dan akan menempati muatan negatif pada tapak pertukaran tersebut. Kebanyakan ahli kimia dan kesuburan tanah mengatakan bahwa kemasaman yang dapat dipertukarkan pada tanah lahan kering disebabkan oleh ion Al dan ion H yang dapat dipertukarkan dapat diabaikan.

download tulisan lengkapnya disini